Penggunaan Loose Part pada Pembelajaran Anak Usia Dini



(Sumber foto: https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/penggunaan-loose-part-pada-pembelajaran-anak-usia-dini?id=556&ix=2)

 

PAUDPEDIA— Ayah, Bunda, dan Sobat PAUD, apakah ada yang tahu apa yang dimaksud dengan loose part? Loose part adalah media material lepas yang penggunaannya dapat beragam-ragam, artinya bahan yang dapat dipindahkan, dibawa, digabungkan, dirancang ulang, dipisahkan dan disatukan kembali dengan berbagai cara.

Jadi media ini bisa digunakan dan dibentuk sesuai dengan imajinasi masing-masing anak, maka tak heran jika loose part dapat membantu mengekspresikan kreativitas tanpa batas. Bahan-bahannya pun juga ada yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak.

Contoh: jika seorang anak mengambil kerkil dan mulai bermain dengan kerikil tersebut, kemungkinan besar kerikil itu bisa menjadi apa pun yang diinginkan anak sesuai dengan majinasi, kreativitas, rasa ingin tahu, keinginan, dan kebutuhannya.

Dengan demikian losee part akan mengantarkan pada kegiatan eksplorasi alami dari dirinya sendiri tanpa paksaan atau perintah orang lain. Tentu hal ini sangat bagus untuk perkembangan mereka. Namun, tentu saja guru memainkan peran penting dalam mempersiapkan, membimbing, dan mendokumentasikan selama proses pembelajaran. Apa saja perannya? Yuk langsung intip penjelasan berikut:

Sesekali ajak anak belajar di luar kelas, belajar tak melulu harus di dalam kelas, sesekali ajaklah anak untuk ke luar kelas mengeksplorasi apa yang ada di lingkungannya. Hal juga juga dapat menghindari kerumunan anak di dalam kelas. selain itu ada banyak bahan yang dapat mereka temukan untuk mereka eksplorasi, misalnya: pasir, ranting kayu, rumput, lumut, daun, bunga, biji pinus, jarum pinus, biji, kerang, kulit kayu, kerikil dan lain sebagainya.

Pertimbangkan keamanan anak saat bermain, walaupun anak-anak dibebaskan untuk bereksplorasi namun tetap memperhatikan dan mengutamakan keselamatan anak, misalnya memastikan bahwa area yang akan dikunjungi anak bebas dari pecahan kaca, benda-benda tajam maupun kemungkinan berbahaya lainnya.

Berikan kebebasan untuk bereksplorasi, keutamaan loose part akan di dapatkan anak apabila guru tidak mendikte dalam cara penggunaannya, artinya apapun yang dibuat anak adalah atas inisiatifnya sendiri, bukan karena perintah guru. Oleh karena sebaiknya jangan batasi kreativitas anak dalam penggunaan bahan yang ia gunakan dalam bermain atau memaksakan pembelajaran sesuai keinginan guru. Kebebasan tersebut meliputi tiga kategori yang berbeda yaitu :

a. Kebebasan dalam pemilihan bahan

Bahwa bagian lepas pada bahan yang disediakan memberikan banyak pilihan bahan untuk anak-anak, jadi alat dan bahan main yang disiapkan guru hendaknya bervariasi yang mampu mengcover masing-masing minat anak.

b. Kebebasan selama proses pembelajaran

Loose-part membebaskan anak-anak selama proses pembuatan suatu produk. Guru hanya memberikan semangat atau sebagai fasilitator sekaligus motivator bagi anak, seperti mengatakan “bisakah kamu membuat kupu-kupu sendiri” atau “mari kita membuat menara” tetapi selama proses berlangsung guru tidak mencontohkan langkah-langkah pembuatannya kepada anak-anak. Ini bertentangan dengan praktik kelas umum yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa sering kali guru mengatur atau memerintahkan anak untuk membuat sesuatu berdasarkan keinginannya sendiri tanpa mempertimbangkan minat anak dalam membuat suatu karya. Guru yang baik adalah guru yang memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bereksplorasi berdasarkan imajinasinya masing-masing, bukan terikat dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan.

c. Kebebasan hasil produk.

Kebebasan hasil produk akhir, loose part memungkinkan variasi hasil produk yang dibuat oleh anak-anak. Bagian yang lepas memberi anak kebebasan untuk membuat karya mereka sendiri. Tidak ada kewajiban bagi anak untuk membuat suatu karya yang harus persis sama dengan apa yang dicontohkan oleh guru. Mengapa demikian? Karena hal itu akan menghambat kreativitas anak, menghambat daya pikir maupun imajinasi sang anak. oleh karena itu bebaskan mereka untuk berkarya sendiri. Hargai apapun bentuk karya yang dihasilkan oleh.

Penulis : Ifina Trimuliana, M. pd
Kurator : Dona Paramita, M.pd
Foto : Awang (foto diambil sebelum pandemi Covid-19)

Refrensi
Bogunovich, T. I. G. J., & Rosengarten, S. L. G. T. (2019). Definitions of Loose parts in Early Childhood Outdoor Classrooms : A Scoping Review Carla Gull Jessica Bogunovich Suzanne Levenson Goldstein Tricia Rosengarten. 6(3), 37–52.

Penstate extension. 2021. Loose parts: What does this mean?. https://extension.psu.edu/programs/betterkidcare/early-care/tip-pages/all/loose-parts-what-does-this-mean. diakses 3 November 2021
Rahardjo, M. M. (2019). How to use Loose-Parts in STEAM? Early Childhood Educators Focus Group discussion in Indonesia. JPUD – Jurnal Pendidikan Usia Dini, 13(2), 310–326. https://doi.org/10.21009/jpud.132.08

Dikutip dari: https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/penggunaan-loose-part-pada-pembelajaran-anak-usia-dini?id=556&ix=2

BAGAIMANA PENDEKATAN PEMBALARAJAN ini diintegrasikan dalam KURIKULUM MERDEKA? Yuk!! Ikuti WEBINARnya bersama https://gurukelas.id, KLIK link berikut: https://gurukelas.id/webinar-mendesain-kurikulum-merdeka-bermain-untuk-gtk-paud-tk-ra-kb-sps-tpa/